Thursday, July 18, 2013

Kehebatan Kucing Persia / F-14 tomcat




Shah Mohammad Reza Pahlevi II awal 1970-an sangat geram ketika wilayahnya sering diintai MiG-25 Foxbat. Sebagai negara penghasil dan eksportir minyak bumi terbesar kedua setelah Arab Saudi, Iran bagaikan mutiara yang sangat menarik bagi Uni Soviet. Apalagi Iran merupakan sekutu AS karena pemerintahan Shah terbentuk berkat campur tangan CIA yang berhasil menggulingkan Mossadeq tahun 1953.
 
Anggaran militer Iran semakin kaya saat membumbungnya nilai petrol-dollar akibat perang Arab-Israel 1973. Alhasil AU Kerajaan Iran menjelma menjadi angkatan udara terbesar di Timur Tengah era 1970-an, unggul kualitas dan kuantitas. Buktinya ? Iran merupakan konsumen pertama Northrop F-5A/B dimana pesanan pertama dari 127 unit hadir tahun 1965 plus varian E/F yang datang kemudian sebanyak 181 unit. Belum puas, McDonnel Douglas F-4D Phantom II sejumlah 32 unit datang disusul tiga tahun kemudian pembelian versi terbarunya F-4E sebanyak 177 unit.

Sebagai seorang berlatar belakang militer, Shah memang tergila-gila alat perang, memiliki lisensi pilot tempur, berlangganan majalah Aviation Week, dan mengikuti setiap pengembangan pesawat tempur terbaru (The Arms Bazaar, Anthony Sampson,1977). Ia mengetahui first line fighters Phantom dan Tiger yang dimiliki tidak mumpuni untuk menghentikan aksi MiG-25. Shah melihat proyek pesawat tempur terbaru US Navy. Dengan kelincahan manuvernya, radar yang berjangkauan sangat jauh, dan dengan senjata andalan, rudal jarak jauh AIM-54A Phoenix yang berkecepatan Mach 4+ sanggup menembak jatuh pengintai Soviet berkecepatan maksimum Mach 3.2 itu.
Grumman F-14 Tomcat merupakan solusinya.

Pembelian Tomcat
Tahun 1969 Grumman Corp. memperoleh berita gembira sekaligus bencana baru setelah menang kontrak carrier base fighter interceptor untuk US Navy. F-14 Tomcat merupakan mahakarya teknologi saat itu sekaligus pesawat tempur termahal. Grumman sedang krisis dan tidak dapat menutup biaya produksi dan pengembangan Tomcat. Jika terus dilanjutkan akan membuat bangkrut Grumman sekaligus menjadi bumerang bagi US Navy. Satu-satunya cara adalah dengan bekerja sama dan menjual Tomcat kepada pihak luar. Grumman melihat pembeli potensial yaitu Iran yang berambisi menjadi negara adikuasa regional. Pentagon juga dibujuk agar setuju demi memperkokoh dominasi AS di Timur Tengah dan kelancaran pasokan minyak bumi saat krisis minyak 1973.Akhirnya Pemerintahan Nixon dan Shah menandatangani transaksi terbesar saat itu, dua milyar dollar untuk 80 unit F-14A Tomcat, Juni 1974.

(dari kiri) Dua F-14A Tomcat pertama beregistrasi 3-863 dan 3-864 datang Januari 1976, sebulan lebih cepat dari rencana. Total 79 unit memperkuat Iran sementara sebuah sisanya (3-8049) diberikan gratis kepada Grumman dan US Navy untuk testbed versi serang darat “Bombcat”.
Kontroversial, sebuah negara berkembang membiayai teknologi militer negara maju. US Navy lega bahwa Tomcat akan terus dibuat dengan ongkos produksi dipikul bersama walaupun terpaksa harus membagi keunggulan teknologi itu. Grumman juga senang karena produksi kembali berjalan. Sekitar 800 insinyur dan teknisi Grumman pergi ke Iran sementara pilot Kerajaan Iran berlatih di Miramar Air Naval Base, California dan Oceana Naval Base, Virginia guna mempersiapkan kedatangan Tomcat.
Dua F-14A datang di bulan Januari 1976 diikuti selusin Tomcat pada Mei 1977 tepat saat peringatan tahun emas Kerajaan Iran. Kedatangannya lengkap menjelang akhir 1978. Sang Kucing memperkuat skuadron tempur 73rd TFS, 81st & 82rd TFS (Tactical Fighter Squadron).
Tapi semua kehebatan AU Kerajaan Iran berbalik 180 derajat setahun kemudian.
Perang Irak-Iran
Kebijaksanaan tangan besi Shah lewat polisi rahasia SAVAK, ketergantungan Iran terhadap AS, serta menghamburkan uang demi kepentingan militer semata tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat membuat generasi muda dan mahasiswa Iran memberontak. Klimaksnya Revolusi Februari 1979 untuk menggulingkan rezim monarki sekuler dan mendirikan Republik Islam. Ayatollah Khomeni yang dibuang ke Perancis segera didudukan sebagai kepala pemerintahan yang baru dan dimulailah pembersihan besar-besaran pengikut Shah dan mengusir orang AS dari bumi Persia. Yang paling menderita dari rezim baru ini tentu AU Kerajaan Iran. Ratusan pesawat tempur canggih grounded akibat embargo buntut penyanderaan warga AS yang kebanyakan berprofesi sebagai teknisi perawatan. Shah ternyata hanya sanggup membeli tanpa pernah berpikir untuk merawat secara mandiri peralatan canggih AS tersebut. Pilot dan perwira veteran hasil didikan AS banyak yang dihukum mati dan sisanya dipenjara. Hanya satu kata saat itu untuk menggambarkan AU Kerajaan Iran yang telah berubah nama menjadi AU Republik Islam Iran: lumpuh !
 
Sadar bahwa Iran dengan militer yang masih diliputi haru biru revolusi, Irak mengambil kesempatan. Tanggal 4 September 1980, Saddam Hussein memerintahkan divisi angkatan darat Irak menyerbu perbatasan sepanjang 700 km. Maka dimulailah Perang Irak-Iran. Iran jelas kelabakan. Kekuatan militer Iran saat itu kurang dari 50 % baik peralatan maupun personil. Rantai komando tidak jelas dan perlawanan dapat dipatahkan dengan mudah. Tidak heran pasukan Irak tidak mengalami kesulitan berarti dan berhasil menembus jauh wilayah musuh. Iran sepertinya dapat dikalahkan dalam hitungan hari.
 
Pemerintahan Khomeni bertindak cepat demi menyelamatkan Iran. Angkatan darat Iran dinilai terlalu sedikit dan lemah untuk menghadapi kekuatan tank Irak. Satu-satunya harapan adalah lewat serangan udara. Pilot dan perwira tinggi yang dipenjara segera dibebaskan guna mengaktifkan kembali angkatan udara yang lumpuh. Iran tahu bahwa inti kekuatan darat Irak mudah dicerai beraikan lewat serangan udara terkoordinasi.
 
Meskipun hanya sedikit yang bisa diaktifkan tapi sangat terasa kualitas dan kehandalan senjata buatan AS. Rudal udara-darat AGM-65 Maverick yang ditembakkan dari F-4 Phantom, bom Mk.82 yang dilepas F-5 Tiger, dan rudal AGM-71 TOW dan roket 70 mm dari heli tempur AH-1J Cobra mampu menghancurkan divisi tank dan infanteri Irak secara efisien.
Tomcat & Phoenix In Action
Sementara untuk air superiority, F-14A Tomcat bagai mimpi buruk bagi penerbang Irak. Tanggal 10 September sebuah MiG-21 dihajar AIM-9P Sidewinder dan 23 September sebuah MiG-23MS ditembak jatuh dengan AIM-7E Sparrow dari 81st Squadron. Tapi yang paling memperoleh nama tentu rudal jarak jauh AIM-54A Phoenix. Tercatat 13 September 1980, sebuah MiG-23MS rontok dihajar Phoenix diikuti 10 hari kemudian sebuah MiG-21. Tanggal 7 Januari 1981, AIM-54A Phoenix kembali mendapat nama harum karena berhasil menembak jatuh tiga ground attacker MiG-23BN dengan hanya sebuah Phoenix ! Pilot 1st Lt. Farahavar dari 73rd Squadron membidik leader dari empat MiG-23 yang terbang dalam formasi rapat. Phoenix berhasil mengenai dan pecahan rudal mengenai dua pesawat didekatnya dan crash beberapa detik kemudian.

Fighter_Iraq
Helikopter tempur Mi-25 Hind (kiri)adalah korban pertama Tomcat, ditembak jatuh tanggal 7 September 1980, sementara fighter Irak buatan Uni Soviet macam MiG-21, MiG-23(tengah), Su-20/-22 tidak berdaya menghadapi kehebatan kombinasi Tomcat & Phoenix.Untuk itulah Irak membeli Mirage F-1EQ(kanan) awal tahun 1981.


Dengan kekuatan udara superior (meskipun kecil) Iran berhasil mengendalikan perang dan memukul mundur pasukan Irak dari wilayah perbatasan. Sayang persediaan suku cadang dan minim perawatan menghambat serangan ofensif sehingga cenderung menyimpan dan memakai kekuatan udaranya secara hati-hati. Militer Iran menggunakan F-14A Tomcat hanya untuk defensif. Dengan radar Hughes AN/AWG-9 yang berkemampuan lihat sampai lebih dari 100 mil dimanfaatkan sebagai radar terbang atau “mini-AWACS”, mengawasi wilayah Iran yang luas dari serangan udara.
Irak jelas tidak mau mengambil resiko berhadapan dengan Tomcat setelah serentetan pengalaman pahit. Meskipun kuantitas unggul tapi tidak kualitas, MiG-21 dan MiG-23 merupakan versi ekspor. Penerbang Irak pun kurang terlatih. Diperparah lagi Uni Soviet hanya mau memasok rudal R-13 yang jelas kuno di era 80-an. Keinginan memperoleh R-60 yang lebih canggih ditolak, maka Saddam Hussein segera melihat pemasok potensial lainnya yaitu Perancis.
Karena frustrasi, Irak memperluas sasaran yang dikenal sebagai “Tanker War” periode Oktober 1981- Juni 1988. Operasi ini bertujuan menghancurkan kapal tanker lewat serangan udara. Sasaran utama Kharg Island yang merupakan pelabuhan laut Iran pemasok minyak untuk ekspor. Irak sadar Tomcat merupakan ancaman terbesar. Untuk itu Irak mempersiapkan diri dengan membeli Mirage F-1EQ plus rudal radar guided Super 530 dan infra red Matra R550 Magic. Tak ketinggalan AM39 Exocet sebagai rudal anti kapal juga dibeli demi menyukseskan blokade laut di Teluk Persia.

Hasilnya ? Kehandalan radar Tomcat yang mampu mengunci 6 sasaran secara simultan terbukti disini. Tanggal 7 Oktober 1981, ketika armada Mirage berkonsentrasi menyerang tanker, Capt. Rostami segera mengunci dan melepas empat rudal AIM-54A Phoenix dan berhasil menembak jatuh tiga diantaranya. Sementara tanggal 11 Desember, Lt. All-e-Agha berhasil menambah angka kemenangan dengan menembak jatuh dua Mirage dari 92nd Fighter Squadron AU Irak, lagi-lagi dengan Phoenix. Kehebatannya semakin menjadi-jadi saat Irak mengirim pembom Tupolev Tu-22 Blinder yang dikawal MiG-25 dan Mirage F-1EQ tanggal 19 Maret 1988. Meskipun berhasil menenggelamkan dua supertanker, Irak membayar mahal dengan dua Tu-22 dan dua Mirage menjadi korban plus sebuah MiG-25 akibat sergapan Phoenix yang diluncurkan dari sepasang Tomcat.

Konklusi
Perang Irak-Iran berakhir tanggal 20 Agustus 1988 setelah dua pihak menandatangani perjanjian gencatan senjata berdasarkan Resolusi PBB no. 598. Sebuah perang yang sia-sia dan memalukan karena meski didukung finansial dan dukungan banyak negara termasuk dua negara adidaya AS dan Soviet, Irak gagal menguasai Iran. Kemenangan mudah yang diharapkan Saddam Hussein berubah menjadi malapetaka.

Dari buku inilah kehebatan Tomcat AU Republik Islam Iran terkuak sekaligus menghapuskan persepsi salah selama ini.


Kehebatan F-14A Tomcat berperan sangat besar menciutkan nyali AU Irak terutama saat awal perang. Dari buku "Iranian F-14 Tomcat Units in Combat", sang kucing berhasil menembak jatuh sampai 159 kills ! Sementara Irak berhasil menembak jatuh sebanyak 14 Tomcat, jumlah yang jelas ditentang Iran. Iran mengklaim tidak ada satupun Tomcat yang ditembak jatuh, melainkan jatuh akibat engine stall, terkena pecahan dari ledakan pesawat musuh, dan kecelakaan operasional lainnya saat bertempur termasuk kasus friendly fire ditembak rudal MIM-23 Hawk. Tom Copper sang pengarang memberi angka obyektif sekitar 30 kills bagi pilot Tomcat dan 4 kills bagi pilot Irak dimana dua diantaranya diperoleh pilot Mirage F-1EQ tanggal 19 Juli 1988. Dengan rasio 7.5 : 1 merupakan prestasi luar bisa dimana 40 % lebih angka kemenangan diperoleh dengan rudal jarak jauh AIM-54A Phoenix. Ironisnya US Navy selama mengoperasikan Tomcat jarang sekali menggunakan Phoenix karena menganggap terlalu berat dan tidak lincah dalam mengimbangi maneuver pesawat tempur lawan. Terbukti saat konflik Teluk Sidra, Tomcat US Navy menembak jatuh Su-22 dan MiG-23 Libya dengan Sparrow dan Sidewinder bukan dengan Phoenix.

Selama perang Irak-Iran, pandangan salah selama ini bahwa rezim baru Iran tidak dapat menggunakan Tomcat karena embargo dan kekurangan sumber daya manusia adalah tidak benar. Malah sebaliknya penerbang F-14A Tomcat dari Angkatan Udara Republik Islam Iran telah membuktikan Sang Kucing Persia sebagai pesawat tempur terbaik didunia.(Sudiro Sumbodo, Jakarta, 2006)

Diterbitkan Oleh : aanFurqaan aan

Christian angkouw Anda sedang membaca artikel tentang Kehebatan Kucing Persia / F-14 tomcat. Oleh Admin, Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di ukang-blogger
Share On:
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.

Sekian dan terimakasih