Bagaimana Pola Pikir Terbentuk?
Bagaimana pola pikir terbentuk? Pertanyaan menarik.Paling mudah melihat realita pola berpikir ini dalam diskusi atau pembicaraan sehari-hari. Dalam diskusi atau pembicaraan, sering terjadi perbedaan pendapat. Energi habis membicarakan sesesuatu tanpa hasil yang tidak begitu efektif. Apa yang menyebabkan sikap demikian?
Mengapa begitu mudah berbeda pendapat atau berdebat yang bisa berujung dengan rasa kesal, emosi, marah bahkan sampai berkelahi?
Pada lapisan yang paling mendasar, pikiran memang memiliki natur untuk berbeda pendapat, mengkritik, atau menyalahkan orang lain.
Pikiran
sudah terdistorsi. Secara alami, ini merupakan 'default' dari pikiran
setiap orang. Apakah ia anggota keluarga kraton, ningrat atau rakyat
biasa- pikiran yang terdistorsi ini dimiliki siapa saja.
Kedua, ada perbedaan praanggapan (presupposisi).
Kedua, ada perbedaan praanggapan (presupposisi).
Ibarat
bangunan sebuah rumah, pra-anggapan adalah fondasi pola pikir. Tidak
kelihatan dengan kasat mata bagaimana struktur fondasi, tetapi di atas
fondasi ini bangunan berdiri: mulai dari dinding, pintu, jendela, dan
atap rumah.
Demikianlah praanggapan
seseorang. Ini tidak kelihatan, tetapi di atas fondasi inilah seluruh
tindakan dan perilaku seseorang dibangun.
Setiap orang mempunyai pra-anggapan (presuposisi). Anda dan saya memiliki pra-anggapan yang berbeda. Edward de Bono menyebut pra-anggapan ini dengan istilah lain. Ia menggunakan kata kerangka berpikir ('Thinking Pattern'), yaitu akumulasi informasi yang masuk ke dalam pikiran. Dan informasi ini membentuk kerangka berpikir dengan sendirinya. Begitulah pola pikir terbentuk menurut Edward de Bono.
Proses pembentukan kerangka berpikir dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dengan bertambahnya usia bertambah pula informasi yang masuk ke dalam pikiran. Informasi yang masuk ke dalam pikiran ketika seseorang masih bayi, anak, remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-kakek- ini akan membentuk kerangka berpikirnya.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran pun beragam: mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kampus.
Setiap orang mempunyai pra-anggapan (presuposisi). Anda dan saya memiliki pra-anggapan yang berbeda. Edward de Bono menyebut pra-anggapan ini dengan istilah lain. Ia menggunakan kata kerangka berpikir ('Thinking Pattern'), yaitu akumulasi informasi yang masuk ke dalam pikiran. Dan informasi ini membentuk kerangka berpikir dengan sendirinya. Begitulah pola pikir terbentuk menurut Edward de Bono.
Proses pembentukan kerangka berpikir dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dengan bertambahnya usia bertambah pula informasi yang masuk ke dalam pikiran. Informasi yang masuk ke dalam pikiran ketika seseorang masih bayi, anak, remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-kakek- ini akan membentuk kerangka berpikirnya.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran pun beragam: mulai dari pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kampus.
Bukan
hanya itu saja, masih ada pengalaman-pengalaman unik dalam hidup seperti
kisah percintaan, cinta ditolak, putus cinta, kecelakaan atau
kemalingan. Tentu ada juga yang positif seperti mendapat inspirasi dari
orang lain, buku bacaan, film atau sejarah dan informasi lain yang
memberi sumbangsih dalam pembentukan pola pikir.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran membentuk ragam pola dalam pikiran. Ibarat sebuah pohon, ada ranting kecil, ranting besar, dan batang. Besarnya pola tergantung dari berapa sering informasi masuk ke dalam pikiran dan berapa dalam kesan yang diberikannya.
Informasi yang masuk ke dalam pikiran membentuk ragam pola dalam pikiran. Ibarat sebuah pohon, ada ranting kecil, ranting besar, dan batang. Besarnya pola tergantung dari berapa sering informasi masuk ke dalam pikiran dan berapa dalam kesan yang diberikannya.
Semakin
sering atau semakin berkesan sebuah informasi semakin kuat pola pikir
yang dibentuk. 'Pencucian otak' (indoktrinasi) pun merupakan bagian dari
proses pembentukan kerangka berpikir ini.
Kuat atau besarnya pola- ranting kecil, ranting besar, dan batang- akan berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari. Bakal ada informasi yang 'ditolak' dan diterima dan ini tergantung dari pola yang dominan dalam pikiran.
Kuat atau besarnya pola- ranting kecil, ranting besar, dan batang- akan berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari. Bakal ada informasi yang 'ditolak' dan diterima dan ini tergantung dari pola yang dominan dalam pikiran.
Pola
yang dominan inilah salah satu penyebab utama mengapa muncul perbedaan
pendapat atau perdebatan dalam percakapan, diskusi atau rapat.
Dari penjelasan singkat tentang bagaimana pola pikir terbentuk, Anda dan saya sekarang bisa mengenal kerangka berpikir kita masing-masing. Kita bisa menelusuri pola apakah yang dominan dalam pikiran kita sehingga kita bersikap atau bertindak seperti sekarang.
Ini
bukan pekerjaan mudah. Mau tidak mau, kita harus menelusuri
informasi-informasi apa saja yang kita terima selama ini, yang kemudian
membangun kerangka berpikir kita.
Dari penjelasan singkat tentang bagaimana pola pikir terbentuk, Anda dan saya sekarang bisa mengenal kerangka berpikir kita masing-masing. Kita bisa menelusuri pola apakah yang dominan dalam pikiran kita sehingga kita bersikap atau bertindak seperti sekarang.
Diterbitkan Oleh : aanFurqaan aan

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di ukang-blogger