Saturday, August 3, 2013

Tipe Perempuan Pujaan Hitler ?

Pada 2 Agustus 1934, Adolf Hilter resmi menjadi diktator absolut dari Jerman dengan titel fuhrer atau pemimpin. Sayangnya, pemimpin Nazi Jerman ini tidak menyukai perempuan yang cerdas dan bisa memimpin bangsa.

Di matanya, perempuan ideal adalah mereka yang ”mungil, manis, menyenangkan untuk disayang, sedikit lugu, lembut, dan tolol”. Sikap merendahkan inilah yang kemudian dijalankan Nazi terhadap kaum perempuan Jerman.

Gerakan kaum perempuan di bawah rezim Nazi dipimpin oleh Gertrud Schlotz-Klink, seorang wanita bertipe ”Arya”. Berperawakan tinggi dan berambut pirang. Motonya yang ternama adalah ”wanita Jerman kembali menyulam”.

Di balik berbagai organisasi dan aktivitas perempuan, kaum lelakilah yang sebenarnya mengarahkan dan mengontrol. Sementara Schlotz-Klink lebih berperan sebagai bantalan. Kaum Nazi menilai pentingnya wanita terutama dalam peran reproduksinya guna penyediaan dan regenerasi kaum Nazi serta prajurit bagi Reich Ketiga.

Meskipun pandangan itu tidak dinyatakan secara terbuka, tampak dari usaha kaum Nazi membangun citra perempuan ideal, yaitu yang tradisional dan hidup dalam lingkungan keluarga. Bahkan, karena khawatir kekurangan sumber daya manusia, rezim Nazi mendorong kaum wanita melahirkan lebih banyak anak.

Kontrasepsi dan aborsi ditutup pintunya bagi wanita Jerman. Sebaliknya, mereka yang punya banyak anak akan memperoleh tunjangan dan subsidi.

Magda Goebbels, istri Menteri Propaganda Joseph Goebbels, dijadikan model wanita ideal. Dia tinggi, cantik, pirang, punya enam anak (yang kesemuanya ia bunuh dengan racun di bungker Hitler menjelang runtuhnya Reich Ketiga).

Selain itu, kaum perempuan dibatasi aksesnya untuk memasuki profesi yang secara tradisi banyak dikuasai kaum pria. Mereka juga dilarang menjadi juri, ”Karena perempuan tidak dapat berpikir logis dan obyektif, hanya dikuasai dan dituntun emosi saja.”

Akan tetapi, pada akhirnya peran perempuan ditinggikan tatkala perang sudah di ambang pintu. Perempuan didorong masuk ke pabrik dan akhirnya bertentangan dengan prinsip awal mereka. Akibatnya, usaha pengerahan itu gagal apabila dibandingkan dengan negara-negara Sekutu yang berhasil memobilisasi tenaga kerja perempuan dalam industri perangnya.

Diterbitkan Oleh : aanFurqaan aan

Christian angkouw Anda sedang membaca artikel tentang Tipe Perempuan Pujaan Hitler ?. Oleh Admin, Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di ukang-blogger
Share On:
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

1. Komentar SPAM Akan secepatnya dihapus
2. Pastikan untuk " Berlangganan Lewat Email " untuk membangun kreatifitas blog ini
3. Cek komentar masuk sebelum bertanya.
4. Link aktiv tidak akan berpungsi.

Sekian dan terimakasih